Teori pembelajaran
Dalam perkembangan dari sistem belajar muncul beberapa teori teori belajar yang menekankan dari berbagai aspek. berikut ini rangkuman dari macam macam teori belajar.
1. Teori Belajar Behavioristik
🔹 Behaviourisme, berdasarkan tingkah laku siswa dengan mengandalkan hasil bukan proses. Hampir sama dengan Tabularasa, apabila diberi stimulus berupa reward atau hukuman maka perilaku berubah. Kelemahan: tidak memandang proses, siswa tidak mandiri, siswa bergantung pada guru, dan siswa tidak inovatif. Penggagas teori:ivan pavlov
Thorndike
Drill and partice, contoh sehari hari
Watson
Guthrie
Skinner
Pengkondisian (Operant conditioning) : Penguatan positif dan negatif, shapping, pendekatan suksetif, extinction, chaining of respon, dan jadwal penguatan.
bandura
Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
🔹 Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
2. Teori Belajar Kognitif
🔹 Kognitivisme, siswa memiliki modal awal (pengetahuan awal), siswa tidak blank/tidak kosong. Guru mengaitkan mata pelajaran dengan pengetahuan awal siswa/pengetahuan lama. Penggagas teori:
Piaget
Tahap: Asimilasi (gabungan materi baru dengan materi lama), Akomodasi (penyesuaian), Ekuilibrasi (keseimbangan klop antara materi baru dengan materi lama)
- Sensori motorik 0- 2 tahun
- praoperasional 2 - 4 tahun
- operasional konkret 7 -1 1 tahun
- operasional formal 11 - 15 tahun
Brurner
enaktif , ikonik, simbolik
Ausubel
Belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai.
3. Teori Belajar Konstruktivistik
🔹 Konstruktivisme, siswa tidak memiliki modal awal atau masih kosong. Guru mengajak anak untuk kreatif, dengan mengkonstruk sendiri dan membuktikan sendiri. Kelebihan: guru sebagai pembimbing sesuai kurikulum, fokus proses, melatih siswa untuk berfikir kreatif dan kritis, siswa mandiri.
🔹 Dalam pandangan teori belajar konstruktivistik, belajar merupakan proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
Lev vygotsky
ZPD. Dalam teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi siswa, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual siswa adalah ketika dia bekerja untuk menyelesaikan tugas atau soal tanpa bantuan orang lain. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi siswa yang dapat tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain. Perbedaan diantara kedua tingkat kemampuan tersebut termasuk dalam ZPD. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ZPD terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh siswa dan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh siswa tanpa pendampingan.
Menurut Tharp dan Gallimore (1988) terdapat empat langkah dalam ZPD yaitu sebagai berikut.
- Bantuan diberikan oleh MKO (More Knowledge Other).
- Bantuan oleh diri sendiri (tanpa bantuan orang lain).
- Otomatisasi melalui latihan.
- De-otomatisasi, pengulangan dari tiga langkah sebelumnya.
4. Teori Belajar Humanistik
🔹 Humanisme, memanusiakan muridnya, guru sebagai fasilitator. Guru memberikan motivasi sebelum atau sesudah pembelajaran sesuai dengan topik.Teori ini ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuan tercapai. aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif.
5. Teori Belajar Sibernetik
🔹 pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi masa kini/online/internet.
Post a Comment
Post a Comment